Tugas Pengetahuan Bahan
KERAMIK
Oleh :
NAMA
: Rifa Safira
NIM : 1405106010050
JURUSAN
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
BANDA ACEH
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas kehendak-Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan penulis
membuat makalah ini, adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
pengetahuan bahan Bapak Bambang Sukarno Putra, S.TP, M.Si. dan juga untuk
menambah wawasan mengenai keramik.
Dalam pembuatan dan penyusunan
makalah ini tentu saja penulis mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi isi, teori, dan sistematika penulisannya. Maka
dari itu karena belum luasnya wawasan kami, kami sangat terbantu bila pembaca
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat menyempurnakan
makalah ini dari segi manapun.
Akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari ini dan
untuk masa yang akan datang.
Banda Aceh, 6 Juni 2016
Penulis
BAB I. PENDAHULUAN
Keramik berasal dari kata keramikos (Yunani ) yang
artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil
seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar. Gerabah, genteng
dan porselin adalah produk-produk keramik. Tetapi saat ini tidak
semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru
yaitu bahan keramik mencakup semua bahan
non logam dan anorganik yang berbentuk padat. Material teknik
seperti keramik mengalami perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan tersebut
meliputi struktur, komposisi, sifat-sifat fisik dan mekanik. Sifat-sifat fisik
yaitu berkaitan dengan berat jenis keramik, sifat mekanik berkaitan dengan
kemampuan keramik untuk digunakan di dalam produk teknik. Para engineer
material sedang giat-giatnya mengadakan penelitian terhadap bahan-bahan yang
terbuat daripada non metal seperti keramik.
Keramik tidak
lagi hanya terbatas penggunaanya untuk keperluan tradisional, sekarang keramik telah
mengalami kemajuan dan dikenal dengan bahan keramik termaju. Bahan keramik
sudah digunakan dalam bidang Teknik Elektro, Sipil, Mekanik, Nuklir bahkan
bahan keramik ini di gunakan juga dalam bidang Kedokteran. Pada beberapa tahun
terakhir ini telah dikembangkan pula berbagai produk baru sesuai dengan
perkembangan kebutuhan akan bahan yang tahan suhu yang lebih tinggi, tekanan yang
lebih besar, sifat–sifat mekanik yang lebih baik, serta karakteristik listrik
yang khusus, atau tahan terhadap bahan kimia yang korosif. Hingga saat ini
terdapat beberapa jenis keramik seperti : keramik putih (whiteware), produk-produk
lempung stuktural, refraktori, dan email.
Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan
munculnya keramik, karena sejarah
keramik di berbagai belahan dunia berbeda-beda seperti China, Jepang, Mesir,
Yunani, Korea, Vietnam, India dan Indonesia. Dimana keterampilan membuat
keramik muncul secara alami karena hubungan kebudayaan satu dengan kebudayaan
lainnya. Kepandaian membuat keramik dapat dikatakan setua manusia mengenal api
dan pemanfaatannya. Penemuan teknik membuat keramik atau pengetahuan mengenal tanah liat
yang mengeras setelah dibakar, ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang
primitif pada zaman pra-sejarah. Mayer menyatakan bahwa kebanyakan seni
primitif dibuat dari kayu, batu dan tanah liat yang digunakan untuk kebutuhan religi
dan kebutuhan praktis (mayer, 1969). Sejarah perkembangan keramik secara
diakronis merupakan rangkaian peristiwa pembuatan dan penggunaan produk keramik yang berlangsung secara terus-menerus
dari jaman dahulu hingga saat ini. Manusia sebenarnya telah lama
mampu membuat dan menggunakan produk-produk yang terbuat dari tanah liat
sejenis gerabah kasar. Dapat dikatakan bahwa
menggunakan produk keramik sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Namun
mengenai keberadaan atau kepastian pertama kali belum terungkap secara pasti.
Hanya saja berdasarkan perkiraan yang dilandasi data empirik dan komparasi dari
hasil temuan-temuan para ahli purbakala, diperkirakan keramik dibuat dan
digunakan mulai tahun 15.000 SM sejak manusia mengenal api, ada juga yang
berpendapat pada tahun 12.000 SM. Vincent memperkirakan
10.000 SM dan 5.000 SM.
BAB II. PEMBAHASAN
Keramik
berasal dari seni pembuatan tembikar, peralatan dari tanah liat. Sekarang,
definisi keramik secara ilmiah adalah benda-benda yang dibuat dari bahan lunak
dari alam yang dijadikan keras dengan cara pemanasan. Material keramik adalah
non logam, senyawa inorganik, biasanya senyawa ikatan oksigen, karbon,
nitrogen, boron dan silikon. Keramik pada industri tidak bisa dibayangkan
sebagai benda-benda seni. Beberapa contoh keramik industri adalah pipa selokan,
insulator listrik, bata tahan panas dan lainnya. Keramik industri dibuat dari
bubuk yang telah diberi tekanan sedemikian rupa kemudian dipanaskan pada
temperatur tinggi. Keramik tradisional seperti porcelain, ubin
(keramik lantai) dan tembikar dibuat dari bubuk yang terdiri dari berbagai
material seperti tanah liat (lempung), talc, silika dan faldspar. Akan tetapi,
sebagian besar keramik industri dibentuk dari bubuk kimia khusus seperti
silikon karbida, alumina dan barium titanate. Material yang digunakan untuk
membuat keramik ini biasanya digali dari perut bumi dan dihancurkan hingga
menjadi bubuk. Produsen seringkali memurnikan bubuk ini dengan mencampurkannya
dengan suatu larutan hingga terbantuk endapan pengotor. Kemudian endapan tadi
disaring dan bubuk material keramik dipanaskan untuk menghilangkan impuritis
dan air. Hasilnya, bubuk dengan tingkat kemurnian tinggi dan berukuran sekitar
1 µm (0.0001 cm).
Gambar 1. Keramik |
A.
Pembagian Keramik
Berdasarkan bahan dasar pembuatan
dan tujuannya, keramik dibagi menjadi keramik tradisional dan keramik halus.
1.
Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
2. Keramik
halus (keramik industri)
Fine ceramics (keramik modern atau biasa
disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical
ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam
atau logam, seperti oksida logam (Al2O3, ZrO2,
MgO, dll.). Penggunaannya yaitu pada elemen pemanas, semikonduktor, komponen
turbin, dan pada bidang medis.
Berdasarkan jenis bahan, metode pembuatannya
dan jenis penggunaannya, keramik dibagi menjadi keramik konvensional dan
keramik termaju.
1.
Keramik Konvensional
Keramik ini
biasanya di bagikan kepada empat bagian mengikut fungsinya:
a.
Keramik Berstruktur
Keramik jenis ini mempunyai sifat mekanik yang
baik. Antara bahan yang termasuk di dalam golongan ini ialah alumina, silicon
karbida, silicon nitrida, komposite dan bahan yang di lapisi dengan keramik.
Bahan ini sangat potensi di gunakan di dalam mesin diesel sebagai piston dan
ruang pra pembakaran, turbo charge dan turbin gas. Ia di gunakan juga sebagai
bahan penyekat ruang pembakaran bersuhu tinggi dan mata pahat potong logam
(Cutting tool).
b. Keramik Putih
Yaitu
jenis keramik yang biasanya berwarna putih dan mempunyai tekstur jaringan yang
halus. Keramik ini dibuat dari bahan dasar lempung kualitas terpilih dan fluks
dalam jumlah bervariasi yang dipanaskan pada suhu 1200-1500oC di dalam tanur
(kiln). Contohnya keraamik tanah, porselin, keramik china, ubin keramik putih, dsb.
c. Keramik
Refraktori
Yakni keramik yang mencakup bahan – bahan yang
digunakan untuk menahan pengaruh termal, kimia dan fisik. Refraktori dijual
dalaam bentuk bata tahan api, bata silica, magnesit, dsb.
d.
Keramik Listrik
Yang termasuk dalam kategori keramik ini
mempunyai fungsi electromagnet dan optic dan juga fungsi kimia yang berkaitan
dengan penggunaannya secara langsung. Keramik ini digunakan sebagai bahan
penyekat, magnet, tranducer, dan pensemikonduksi.
2.
Keramik Termaju
Di bagi kepada
empat jenis berdasarkan bahan dasarnya, yaitu sebagi berikut.
a.
Keramik oksida: Alumina, zirkonia, titania,
barium titanat.
b.
Keramik bukan oksida: Silikon karbida, silicon
nitrida, borida dll.
c.
Keramik komposit: Fiber reinforced composite,
whisker-reinforced composite.
d. Keramik kaca:
Silika, natrium oksida, kalium oksida, kalsium oksida, kobalt oksida dll.
Gambar 2. Tangga berhias Keramik |
B.
Sifat Keramik
Keramik
memiliki sifat kimia, mekanik, fisika, panas, elektrik, dan magnetik yang
membedakan mereka dari material lain seperti logam dan plastik. Industri
keramik merubah sifat keramik dengan cara mengontrol jenis dan jumlah material
yang digunakan untuk pembuatan.
1.
Sifat Kimia
Keramik industri sebagian besar
adalah oksida (senyawa ikatan oksigen), akan tetapi ada juga senyawa carbida
(senyawa ikatan karbon dan logam berat), nitrida (senyawa ikatan nitrogen),
borida (senyawa ikatan boron) dan silida (senyawa ikatan silikon). Sebagai
contoh, pembuatan keramik alumina menggunakan 85 sampai 99 persen aluminum
oksida sebagai bahan utama dan dikombinasikan dengan berbagai senyawa kompleks
secara kimia. Beberapa contoh senyawa kompleks adalah barium titanate (BaTiO3)
dan zinc ferrite (ZnFe2O4). Material lain yang dapat
disebut juga sebagai jenis keramik adalah berlian dan graphite dari karbon. Keramik
lebih resisten terhadap korosi dibanding plastik dan logam. Keramik biasanya
tidak bereaksi dengan sebagian besar cairan, gas, aklali dan asam. Jenis-jenis
keramik memiliki titik leleh yang tinggi dan beberapa diantaranya masih dapat
digunakan pada temperatur mendekati titik lelehnya. Keramik juga stabil dalam
waktu yang lama.
2.
Sifat Mekanik
Ikatan keramik dapat dibilang
sangat kuat, dapat kita lihat dari kekakuan ikatan dengan mengukur kemampuan
keramik menahan tekanan dan kelengkungan. Bend Strength atau jumlah tekanan
yang diperlukan untuk melengkungkan benda biasanya digunakan untuk menentukan
kekuatan keramik. Salah satu keramik yang keras adalah Zirconium dioxide yang
memilikibend strength mendekati senyawa besi. Zirconias (ZrO2)
mampu mempertahankan kekuatannya hinggatemperatur 900oC (1652oF),
dan bahkan silikon carbida dan silikon nitrida dapat mempertahankan kekuatannya
pada temperatur diatas 1400oC (2552oF). Material-material
silikon ini biasanya digunakan pada peralatan yang memerlukan panas tinggi
seperti bagian dari Gas-Turbine Engine. Walaupun keramik memiliki ikatan yang
kuat dan tahan pada temperatur tinggi, material ini sangat rapuh dan mudah
pecah bila dijatuhkan atau ketika dipanaskan dan didinginkan seketika.
3.
Sifat Fisik
Sebagian besar keramik adalah
ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan material lain seperti logam
ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas
yang kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang
berat. Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang
paling keras adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam
bentuk kristal kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan
untuk memotong, menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-material
keras lain.
4.
Sifat Panas
Sebagian besar keramik memiliki
titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada temperatur yang tinggi material
ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan dibawah tekanan tinggi.
Akan tetapi perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba dapat melemahkan
keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur tersebutlah yang
dapat membuat keramik pecah. Silikon karbida dan silikon nitrida lebih dapat
bertahan dari kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur tinggi daripada
keramik-keramik lain. Oleh karena itu material ini digunakan pada bagian-bagian
mesin seperti rotor pada turbin dalam mesin jet yang memiliki variasi perubahan
temperatur yang ekstrim.
5.
Sifat Elektrik
Beberapa jenis keramik dapat
menghantarkan listrik. Contohnya Chromium dioksida yang mampu menghantarkan
listrik sama baiknya dengan sebagian besar logam. Jenis keramik lain seperti
silikon karbida, kurang dapat menghantarkan listrik tapi masih dapat dikatakan
sebagai semikonduktor. Keramik seperti aluminum oksida bahkan tidak
menghantarkan listrik sama sekali. Beberapa keramik seperti porcelain dapat
bertindak sebagai insulator (alat untuk memisahkan elemen-elemen pada sirkuit
listrik agar tetap pada jalurnya masing-masing) pada temperatur rendah tapi
dapat menghantarkan listrik pada temperatur tinggi.
6.
Sifat Magnetik
Keramik yang mengandung besi
oksida (Fe2O3) dapat memiliki gaya magnetik mirip dengan
magnet besi, nikel dan cobalt. Keramik berbasis besi oksida ini biasa disebut
ferrite. Keramik magnetis lainnya adalah oksida-oksida nikel, senyawa mangan
dan barium. Keramik ber-magnet biasanya digunakan pada motor elektrik dan
sirkuit listrik dan dapat dibuat dengan resistensi tinggi terhadap
demagnetisasi. Ketika elektron-elektron disejajarkan sedemikian rupa, keramik
dapat menghasilkan medan magnet yang sangat kuat dan sukar demagnetisasi
(menghilangkan medan magnet) dengan memecah barisan elektron tersebut.
Keramik
industri dibuat dari bubuk yang telah diberi tekanan sedemikian rupa kemudian
dipanaskan pada temperatur tinggi. Keramik tradisional seperti porcelain,
ubin (keramik lantai) dan tembikar dibuat dari bubuk yang terdiri dari berbagai
material seperti tanah liat (lempung), talc, silika dan faldspar. Akan tetapi,
sebagian besar keramik industri dibentuk dari bubuk kimia khusus seperti
silikon karbida, alumina dan barium titanate. Material yang digunakan untuk
membuat keramik ini biasanya digali dari perut bumi dan dihancurkan hingga
menjadi bubuk. Produsen seringkali memurnikan bubuk ini dengan mencampurkannya
dengan suatu larutan hingga terbantuk endapan pengotor. Kemudian endapan tadi
disaring dan bubuk material keramik dipanaskan untuk menghilangkan impuritis
dan air. Hasilnya, bubuk dengan tingkat kemurnian tinggi dan berukuran sekitar
1 mikrometer (0.0001 centimeter).
C.
Bahan Baku Dasar Pembuatan
Keramik
Tiga
bahan baku utama yang digunakan untuk membuat produk keramik klasik, atau
‘triaksial’, adalah lempung, feldspar dan pasir. Lempung adalah aluminium
silikat hidrat yang tidak terlalu murni yang terbentuk sebagai hasil pelapukan
dari batuan beku yang mengandung feldspar sebagai salah satu mineral asli yang
penting. Reaksinya adalah sebagai berikut :
K2O.Al2SO3.6SiO2 +
CO2 + 2H2O → K2CO3 + Al2O3.2SiO2.2H2O +
4SiO2
Ada sejumlah speises mineral yang disebut mineral lempung (clay mineral) yang mengandung terutama campuran kaolinit (Al2O3.2SiO2.2H2O), montmorilonit [(Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O] dan ilit (K2O, MgO, Al2O3, SiO2.2H2O) masing-masing dalam berbagai kuantitas. Dari sudut pandang keramik, lempung berwujud plastik dan bias dibentuk bila cukup halus dan basah, kaku bila kering, dan kaca (vitreous) bila dibakar pada suhu yang cukup tinggi. Prosedur pembuatannya mengandalkan kepada sifat-sifat tersebut diatas. Di dalam lempung yang diperdagangkan, disamping mineral lempung terdapat pula feldspar, kuarsa dan berbagai ketidakmurnian seperti oksida-oksida besi, semuanya dalam jumlah yang beragam. Dalam hampir semua lempung yang digunakan di dalam industri keramik, mineral lempung dasar adalah kaolinit, walaupun lempung bentonit yang berdasarkan atas montmorilonit digunakan juga sedikit untuk memberikan sifat plastisitas yang sangat tinggi bila perlu. Sifat plastisitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik lempung, dan sangat berbeda-beda pada berbagai jenis lempung. Lempung sangat beraneka ragam dalam sifat fisiknya, dan dalam kandungan ketidakmurniannya, sehingga biasanya harus ditingkatkan mutunya terlebih dahulu melalui prosedur benefisiasi.
Ada tiga jenis feldspar yang umum, yaitu potas (K2O.Al2O3.SiO2),
soda (NaO.Al2O3.6SiO2), batua gamping (CaO.Al2O3.6SiO2),
yang semuanya dipakai dalam produk keramik. Feldspar sangat
penting sebagai pemberi sifat fluks dalam formulasi keramik. Feldspar bias
terdapat di dalam lempung hasil penambangan, atau bisa juga ditambahkan sesuai
keperluan. Penyusun keramik yang ketiga yang penting adalah pasir atau flin (flint).
D.
Konversi Kimia
Semua produk keramik dibuat dengan mencpurkan berbagai kuantitas bahan baku
yang tersebut diatas, membentuknya dan memanaskannya sampai suhu pembakaran.
Suhu ini mungkin hanya 700oC untuk beberapa jenis glasial luar,
tetapi banyak pula vitrifikasi yang dilakukan pada suhu setinggi 2000oC.
Pada suhu vitrifikasi terjad sejumlah reaksi, yang merupakan dasar kimia bagi
konversi kimia. Dehidrasi, atau penguapan air kimia pada suhu 150 sampai 650oC.
Kalsinasi, misalnya CaCO3 pada suhu 600 sampai 900oC.
Oksidasi besi fero dan bahan organik pada suhu 350 sampai 900oC. Pembentukan
silika pada suhu 900oC atau lebih
Beberapa
diantara perubahan awal tersebut cukup sederhana, misalnya kalsinasi CaCO3 dan
dehidrasi serta dekomposisi kaolinit. Reksi-reaksi lain, misalnya pembentukan
silikat, cukup rumit dan berubah-ubah sesuai dengan suhu dan perbandingan
penyusunnya.Produk keramik hampir semua mempunyai sifat refraktori, artinya
tahan terhadap panas, dan tingkat kerefraktorian dari suatu produk tertentu
bergantung pada perbandingan kuantitas oksida refraktori terhadap oksida fluks
didalamnya. Oksida refraktori yang terpenting adalah SiO2, Al2O3,
CaO dan MgO, disamping ZrO2, TiO2, Cr2O3,
serta BeO yang lebih jarang dipakai. Oksida fluks yang terpenting adalah Na2O,
K2O, B2O3dan SnO2, disamping
fluorida yang juga digunakan dalam komposisi beberapa fluks tertentu.\
Pewaris
umum dalam semua produk keramik adalah lempung (biasanya kaolinit), dan karena
itu reaksi kimia yang berlangsung pada pemansan lempung sangat penting artinya.
Efek yang pertama dari panas ialah mendorong air hidrasi keluar; ini terjadi
pada suhu 600 sampai 650oC dengan menyerap sejumlah besar kalor,
meninggalkan suatu campuran amorf alumina dan silica, seperti terlihat dari
penelitian sinar X.
Al2O3.2SiO2.2H2O
→ Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O
Bahkan,
sebagian besar alumina dapat diekstraksi dengan asam klorida pada tahap ini.
Jika pemanasan dilanjutkan, alumina amorf tersebut berubah dengan cepat pada
suhu 940oC menjadi alumina kristal, yaitu γ-alumina sambil
mengeluarkan sejumlah besar kalor. Pada suhu yang sedikit lebih tinggi, mulai
kira-kira 1000oC, alumina dan silica bergabung membentuk mulit (3Al2O3.2SiO2).
Pada suhu yang lebih tinggi lagi, silika yang tersisa berubah menjadi
kristobalit kristal. Jadi, keseluruhan reaksi fundamental yang terjadi pada
pemanasan lempung adalah :
3(Al2O3.2SiO2.2H2O)
→ 3Al2O3.2SiO2 + 4SiO2 +
6 H2O
E.
Proses Pembuatan Keramik
Tradisional :
Ada
beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk
keramik, yaitu:
1. Pengolahan
bahan
Tujuan pengolahan bahan ini
adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai
menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat
dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun
masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus
dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran,
pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat
dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan
dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran
butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 –
100 mesh.
Pencampuran dan pengadukan
bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan
dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger maupun mixer. Pengurangan
kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang
berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi
jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini
dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan
alat filterpress. Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk
menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara
yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam
wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap
mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang
dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik:
pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik
cetak (casting). Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan
langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching),
teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
Pembentukan dengan teknik putar
adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan
keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam
icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini
mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja
langsung bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang
tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk
sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran
yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda
yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan
lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar
dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan
dengan listrik.Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar
adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan),
rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
Dalam teknik cetak, produk
keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi menggunakan
bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan
dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat
bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik
cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur.
Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk
dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan
langsung.
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai
dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap
ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik.
Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air
pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai
akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air
dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan
partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan proses
pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada tahap
1. Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan
hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat
secara sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan
yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-anginkan pada suhu
kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari
langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari
pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa
yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku (furnace)
suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu
sintering (matang), atmosfer tungku dan mineral yang terlibat.
Pada proses pemanasan,
partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses pemadatan ini menyebabkan
objek keramik menyusut hingga 20 persen dari ukuran aslinya. Tujuan dari proses
pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik dengan mendapatkan
struktur internal yang tersusun rapih dan sangat padat.
Pembakaran biskuit merupakan
tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat
disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk
menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC.
Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap
air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap
awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara
optimal.
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang
dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi
glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda
kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk
benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir
pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air,
dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan
keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan
dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk menghasilkan
produk yang memuaskan.
F.
Proses Pembuatan Keramik Industri
:
1.
Pembentukan
Setelah
pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan untuk meekatkan bubuk
keramik dan menjadikannya mudah dibentuk. Plastik juga dapat ditambahkan untuk
mendapatkan kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk tersebut dapat menjadi
bentuk yang berbeda-beda dengan beragam proses pembentukan (molding). Proses
pembentukan ini diantaranya adalah slip casting, pressure casting, injection
molding, dan extruction. Setelah dibentuk, keramik kemudian dipanaskan dengan
proses yang dikenal dengan nama densifikasi (densification) agar material yang
terbantuk lebih kuat dan padat
a. Slip Casting
Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang-lubang kecil dan memanfaatkan daya kapilaritas air.Pressure
b. Casting
Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang-lubang kecil dan memanfaatkan daya kapilaritas air.Pressure
b. Casting
Pada proses ini, bubuk keramik
dituangkan pada cetakan dan diberi tekanan. Tekanan tersebut membuat bubuk
keramik menjadi lapisan solid keramik yang berbentuk seperti cetakan.
c.
Injection Molding
Proses ini digunakan untuk
membuat objek yang kecil dan rumit. Metode ini menggunaan piston untuk menekan
bubuk keramik melalui pipa panas masuk ke cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk
keramik didinginkan dan mengeras sesuai dengan bentuk cetakan. Ketika objek
tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan bagian keramik dipisahkan.
d.
Extrusion
Extrusion adalah proses kontinu
yang mana bubuk keramik dipanaskan didalam sebuah tong yang panjang. Terdapat
baling-baling yang memutar dan mendorong material panas tersebut kedalam
cetakan. Karena prosesnya yang kontinu, setelah terbentuk dan didinginkan,
keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini digunakan untuk membuat pipa
keramik, ubin dan bata modern.
2.
Densifikasi
Proses
densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan sebuah keramik
menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk, keramik dipanaskan pada
tungku (furnace) dengan temperatur antara 1000 sampai 1700oC. Pada
proses pemanasan, partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses pemadatan
ini menyebabkan objek keramik menyusut hingga 20% dari ukuran aslinya. Tujuan
dari proses pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik dengan
mendapatkan struktur internal yang tersusun rapih dan sangat padat.
G.
Kegunaan Keramik Industri
Keramik dinilai dari propertinya.
Kegunaan keramik beragam disesuaikan dengan kemampuan dan daya tahannya.
Keramik dengan properti elektrik dan magnetik dapat digunakan sebagai
insulator, semikoncuktor, konduktor dan magnet. Keramik dengan properti yang
berbeda dapat digunakan pada aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan
industri nuklir.
Contoh penggunaan keramik industry
yaitu peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan
sebagai pemotong, pembentuk dan penghancur logam. Keramik tipe zirconias,
silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan untuk saluran pada
rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-Turbine Engine. Keramik
sebagai insulator adalah aluminum oksida (AlO3). Keramik sebagai
semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium titanate
(SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa berbasis tembaga
oksida. Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis
pelindung panas pada pesawat ulang-alik dan satelit. Keramik Biomedical jenis
porous alumina digunakan sebagai implants pada tubuh manusia. Porous alumina
dapat berikatan dengan tulang dan jaringan tubuh. Butiran uranium termasuk
keramik yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Butiran ini
dibentuk dari gas uranium hexafluorida (UF6). Keramik berbasis
feldspar dan tanah liat digunakan pada industri bahan bangunan. Keramik juga
digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencagah korosi. Keramik yang
digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah tangga yang menggunakan
pelapisan enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas, mesin cuci, mesin
pengering.
H.
Produk-Produk Keramik
Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat
dari tanah liat/lempung yang mengalami suatu proses pengerasan dengan
pembakaran suhu tinggi.
1. Gerabah (Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
2.
Keramik Batu (Stoneware), dibuat dari bahan
lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar
pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan
tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk
kualitas golongan menengah.
3.
Porselin (Porcelain), adalah jenis keramik
bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan api,
seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini
berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih.
Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang
lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan
rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta
keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka
dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik
jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik
tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat
peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
4.
Keramik Baru (New Ceramic), adalah keramik yang
secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan
mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik
metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon,
bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini
disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan
gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan
pelapis dan komponen teknis lainnya. Badan keramik adalah bagian utama dalam
pembuatan keramik dan bahan utamanya biasa disebut dengan bahan mentah keramik.
Contoh bahan mentah keramik alam seperti kaolin, lempung, felspar, kuarsa,
pyrophillit dan sebagainya. Sedangkan bahan keramik buatan seperti mullit, SiC,
Borida, Nitrida, H3BO3 dan sebagainya.
Gambar 3. Produk dari Keramik |
I.
Produk Keramik Khusus
1.
Komposit Keramik
Struktur sarang lebah atau jaringan logam, yang
diserap dengan fase keramik, mengandung sifat-sifat kekuatan dari logam paduan
tinggi dan sifat-sifat termal yang baik dari busa keramik. Komposit
keramik-logam dengan ikatan reaksi dibuat dengan reaksi yang mengikatkan dua
bahan bila dipanaskan pada suhu yang lebih rendah dari titik cair
masing-masing. Keramik juga berfungsi sebagai katalis yang mendorong korosi
logam menjadi oksida logam.
2.
Keramik Fereoelektrik dan Feromagnetik
Keramik yang paling umum yang termasuk golongan
ini ialah barium titanat (BaTiO3). Titania dan senyawanya mempunyai sifat
istimewa yang sangat berguna dalam penerapan listrik, yang terpenting
diantaranya ialah yang menyangkut kapasitas tinggi pada berbagai frekuensi.
3.
Keramik Alumina Tinggi
Bahan ini kuat dan padat (rapat), tidak seperti
refraktori yang biasanya berpori. Kebanyakan keramik alumina tinggi digunakan
untuk memanfaatkan sifat tahan ausnya serta sifat-sifat tahan korosi, dan
stabilitas dimensinya, dan bukan karena ketahanannya menanggung suhu yang
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto,
Wahyu Gatot, dkk. 2008.
Kriya Keramik. Jakarta: Pusat
https://bisakimia.com/2013/08/17/bahan-dasar-pembuatan-keramik/
https://ruangkumemajangkarya.wordpress.com/2012/02/11/sekilas-sejarah-perkembangan-keramik-indonesia/
https://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/2013/04/proses-industri-kimia-keramik.html
https://tears-of-mydreams.blogspot.co.id/2013/06/bab-i.html
https://prastowo2003.wordpress.com/2012/08/26/keramik/
https://www.designes.biz/2014/11/sejarah-keramik.html
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover